BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu alamiah dan sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural sacience),
merupakan pengetahuan yang mengkaji mengenai gejala-gejala dalam alam semesta,
termasuk dibumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu alamiah dasar
hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.
Pada pembahasan kali ini kami akan membahas ilmu alamiah secara global,
yaitu pembahasan mengenai ilmu biologi, fisika, kimia menurut ilmu pengetahuan
barat dan prespektif islam.
Sejak awal perkembangan islam, ilmu –brdasarkan pengamatan, wahyu, atau
renungan para sufi- sebagai induk ilmu pengetahuan selalu mendapat perhatian
para pemikir muslim. Perhatian tersebut mengambil bentuk tanggapan terhadap
perkembangan pesat ilmu pengetahuan modern didunia barat, yang dianggap tidak
berinduk pada suatu ilmu yang benar. Tanggapan itu, karena lebih merupakan reaksi
daripada usah atas prakarsa sendiri, pada diri beberapa pemikir dan aliran
pemikiran merupakan penyempitan wilayah wacana tentang ilmu, dan ilmu
pengetahuan dibandingkan dengan periode sebelumnya, khususnya masa awal
intelektual masa perkembangan Islam.
B. Rumasan Masalah
A. Bagaimana Perkembangan Ilmu Biologi
Ditinjau dari Ilmu Pengetahuan Barat dan Agama Islam ?
B. Bagaimana Perkembangan Ilmu Fisika Ditinjau
dari Ilmu Pengetahuan Barat dan Agama Islam?
C. Bagaimana Perkembangan Ilmu Kimia Ditinjau
dari Ilmu Pengetahuan Barat dan Agama Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN ILMU BIOLOGI
A.1 BIOLOGI DITINJAU DARI
ILMU PENGETAHUAN BARAT
Penemuan
dan catatan tentang fosil tidak dapat memberi petunjuk tentang asal mula
kehidupan karena fosil-fosil tertua yang pernah ditemukan adalah organisme yang
rumit. Banyak ahli yang menyusun pemikiran mengenai asal mula kehidupan.
Ada berbagai pendapat berupa
hipotesis ataupun teori yang mengungkapkan asal mula kehidupan di bumi,antara lain:
1) Generation Spontanea
Sebelum abad
17orang menganggap bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara sponta atau
terbentuk secara sendirinya.
Contohnya:
Ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus.
Cacing timbul dengan sendirinya dari dalam lumpur.
Paham ini di sebut juga abiogenesis artinya makhluk hidup dapat
terbentuk dari bukan makhluk hidup.paham ini di pelopori oleh Aristoteles.
2) Cosmozoa
Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan di bumi diperkirakan berasal dari ruang angkasa. Hal yang mendasari teori ini adalah peyelidikan bahwa
bahan yang terdapat pada batu meteor maupun vartu komet yang jatuh ke bumi
mengandung banyak molekul organic sederhana , misalnya cyanogens , asam
hidrocyanida.
Molekul-molekul organic
tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi benih kehidupan. Menurut teori ini bukan
hanya di bumi saja yang timbul kehidupan. Kehidupan dapat timbul sekali atau
bebrapa kali di berbagai bagian galaksi dalam waktu yang berbeda.
3)
Omme Vivum Ex ovo
Fransisco Redi (1626-1597) ahli
biologi bangsa Italia dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal
dari telur lalat yang meletakkan telurnya dengan sengaja di situ.Dari percobaan
serupa,ia memperoleh kesimpulan yang serupa,yaitu bahwa asal mula kehidupan itu
adalah telur atau omne vivum ec ovo.
4)
Omne Ovo Ex Vivo
Lazzaro Spallanzani (1729-1799 M)
juga ahli bangsa Italia dengan percobaaannya terhadap kaldu,embuktikan bahwa
jasad renik atau mikroorganisme yang mencemari kaldu akibatnya kaldu
membusuk.Ia mengambil kesimpulan bahwa adanya telur harus ada jasad terlebih
dahulu.Maka muncullah teorinya omne ovo ex vivo atau telur itu barasal dari
makhluk hidup.
5)
Omne Vivum Ex Vivo
Louis Pasteur (1822-1895 M) sarjana
kimia perancis, dia melanjutkan percobaan Spallanzani dangan percobaan berbagai
mikrooganisme,tumbuh kehidupan yang baru atau disebut omne vivum ex vivo. Teori
ini disebut juga teori Biologenesis dengan konsep dasar bahwa yang hidup itu
berasal dari yang hidup juga/
6)
Teori Uray
Harold Uray (1893 M) seorang ahli
kimia dari Amerika Serikat mengemukakan bahwa atmosfer bumi pada awalnya kaya
akan gas-gas metana(CH4) amoniak (NH3), hidrogen (H2),dan air (H2O).Zat-zat itu
merupakan unsur-unsur penting yang terdapat di tubuh makhluk hidup.
Diduga karena adanya energi
halilintar dan radiasi sinar kosmos unsur-unsur itu mengadakan reaksi-reaksi
kimia membentuk zat-zat hidup.Zat hidup yang mula-mula terbentuk kira-kira sama
dengan keadaan virus yang kita kenal sekarang.Zat itu berkembang menjadi
berjuta-juta jenis organisme.
A.2 BIOLOGI
DITINJAU DARI SEGI AGAMA ISLAM
Dr.Alexis Carrel (1873-1944)
menjelaskan kesukaran yang dihadapi dalam menyelidiki manusia. Dalam bukunya
yang di tarjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan judul Al-Insan dzalika
Al-Majhul (manusia yang tidak di ketahui),beliau menulis:
“Pengetahuan tentang makhluk-makhluk
hidup secara umum dan manusia secara khusus belum mencapai kemajuan seperti
yang telah dicapai di bidang-bidang ilmu pengetahuan lain. Manusia adalah satu
kesatuan yang tidak terpisahkan serta kompleks, sehingga tidak mudah untuk
memahami makhluk ini dalam keadaannya secara utuh maupun dalam
bagian-bagiannya, tidak juga dalam memahami hubungannya dengan alam sekitar,”
Menurut syariat Islam, manusia tidak
diciptakan dibumi, tapi manusia dijadikan khalifah (pengganti/penerus) di bumi,
sebagai makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang di ganti, dengan
kata lain adalah Adam ‘bukanlah Makhluk Pertama’ dibumi, tetapi ia
adalah 'Manusia Pertama' dalam ajaran Agama Samawi, dan Allah tidak
mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang
telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi.
Sebelum kehadiran manusia
telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, hewan, tumbuhan dan sebagainya,
karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah disebut juga dengan kata umat. Sesuai
dengan salah satu surah Al An'aam 32, yang berbunyi:
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah
Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”
(Al An'aam 6:32)
Surah Al Hijr ayat 27
menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin:
“Dan kami telah menciptakan jin sebelum (adam) dari
api yang sangat panas”
(Al-Hajr 15:27)
Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah
di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman
kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”.
Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah
Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat
bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa
bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa
yang kamu tidak mengetahuinya.”
(Al-Baqarah 30)
Nama makhluk yang diungkapkan
para ahli arkeologi diatas kemudian dikaitkan pada pendapat para ahli mufassirin. Salah satu
diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab
tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam
diciptakan adalah Al Jan yang suka berbuat kerusuhan."
Ada juga yang mengatakan bahwa
telah ada 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin,
sedangkan kaum yang ketiga adalah dari golongan yang berbeda dari Jin, karena
mereka ini berdarah dan berdaging.
Di Al Qur'an disebutkan bahwa
asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian:
1. Di surat
Ar Rahman ayat 14: "Dia menjadikan manusia seperti tembikar (tanah yang
dibakar)". Yang dimaksudkan dengan kata "Shal-shal" di ayat ini
ialah: Tanah kering atau setengah kering yakni "Zat pembakar" atau
Oksiggen.
2. Di ayat itu disebutkan juga kata "Fakhkhar" yang maksudnya
ialah "Zat Arang" atau Carbon.
3. Di surat Al Hijr, ayat 28: "dan
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak
menciptakan seorang manusia dari tanah kering dan lumpur hitam yang
berbentuk". Di ayat ini,
tersebut juga "shal-shal" telah saya terangkan, sedangkan kata
"Hamaa-in" di ayat tersebut ialah "Zat Lemas" atau
Nitrogen.
4. Di surat As Sajadah ayat 7: "Dan Allah membuat manusia berasal
dari pada tanah". Yang dimaksud dengan kata "thien" (tanah) di
ayat ini ialah "Atom zat air" atau Hidrogen.
5. Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: "Sesungguhnya Aku (Allah)
menjadikan manusia daripada Tanah Liat". Yang dimaksud dengan kata
"lazib" (tanah liat) di ayat ini ialah "Zat besi" atau
ferrum.
6. Di Surat Ali Imran ayat 59: "Dia menjadikan Adam daripada tanah
kemudian Allah berfirman kepadanya "jadilah engkau, lalu berbentuk
manusia". Yang dimaksud dengan kata "turab" (tanah) di ayat ini
ialah: "Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah" yang
dinamai "zat-zat anorganis".
7. Di surat Al Hijr ayat 28: "Maka
setelah Aku sempurnakan (bentuknya),lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya"
Setelah meneliti asal kejadian
manusia yang diambil dari Al-Qur’an, penulis juga mencoba mengkaji proses penciptaan
manusia yang dalam hal ini penulis merinci ke dalam beberapa tahap sehingga menjadi seorang
manusia. Dimulai dari penciptaannya dari tanah, yaitu penciptaan Adam sebagai
Bapak umat manusia dan anak cucunya tercipta dari saripati tanah dan air mani
yang dalam Al-Qur’an karena makanan yang dimakan manusia semuanya bersumber
dari tanah. Kemudian makanan tersebut diolah menjadi
air mani, lalu disalurkan ke dalam rahim dan menyatu dengan ovum perempuan dan
berdiam disana, menetap dan berubah menjadi segumpal darah, selang beberapa
waktu berubah lagi menjadi segumpal daging, kemudian Allah menyuruh malaikat
untuk meniupkan ruh dan terciptalah janin dalam perut sang ibu sebagai calon
manusia yang tinggal menunggu masa kelahiran.
Seperti hadists arba’in,tepatnya pada
hadist yang ke empat,yang berbunyi:
“Sesungguhnyatiap-tiap
kalian di kumpulkan ciptaanya dalam rahim ibunya,selama 40 hari berupa nutfah
(air mani yang kental),lalu menjadi alaqoh(segumpal darah)selama 40 hari
pula,lalu menjadi mudghah(segumpal daging),selama itu pula,kemudian Allah
mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan mencatat 4(empat) hal yang
sudah di tentukan,yakni:rezeki,ajal,amal,dan takdir baik dan buruk.......
(h.r Bukhori dan Muslim)
Kajian tentang asal-usul dan
proses penciptaan manusia ini tidak hanya diambil dari Al-Qur’an dan Hadits
akan tetapi dipadukan dengan buku-buku yang terkait dengan topik bahasan agar
dapat ditarik sebuah kesimpulan yang benar.
Dan hal yang sama pun berlaku
untuk hewan. Semua jutaan spesies hewan yang hidup, atau pernah hidup, di bumi,
diciptakan oleh Allah. Ikan, reptil, burung, mamalia, kuda, jerapah, bajing,
rusa, burung gereja, elang, dinosaurus, paus, dan merak, semuanya diciptakan
dari ketiadaan oleh Allah, Tuhan yang memiliki kemahiran dan pengetahuan tak
terhingga. Penciptaan aneka ragam spesies makhluk hidup oleh Allah disebutkan
dalam sejumlah ayat:
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari
hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua
kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan
apa yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. An Nûr, 24: 45)
“Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untukmu; padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya engkau makan.”
(QS. An Nahl, 16: 5)
Dan Allah menciptakan manusia
dengan cara yang tepat sama. Hal ini diungkapkan di dalam Al Qur’an bahwa Adam,
manusia pertama, diciptakan dari tanah, dan semua manusia selanjutnya muncul
dari satu sama lain lewat sejenis cairan hina (mani). Lebih jauh lagi, manusia
memiliki ruh yang ditiupkan ke jasadnya, tidak seperti spesies-spesies lain di
bumi. Al Qur’an mengatakan yang berikut tentang kebenaran penciptaan
manusia:
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya, dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya
dari saripati air yang hina (air mani).” (QS. As Sajdah, 32: 7-8)
Dia juga menciptakan bumi yang kita huni saat ini, dan
membuatnya mampu mendukung kehidupan. Fakta ini diungkapkan di dalam ayat-ayat Al-Qur’an:
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung, dan
Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan
untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula)
makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rizki kepadanya.
(QS. Al Hijr, 15: 19-20)
“Dan
Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh, dan
Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata.” (QS.
Qâf, 50: 7)
Ayat-ayat di atas menyampaikan bahwa semua tumbuhan
diciptakan oleh Allah. Semua tumbuhan, baik yang diketahui maupun yang tidak,
semua pohon, rumput, buah, bunga, rumput laut, dan sayuran diciptakan oleh
Allah.
B. PERKEMBANGAN ILMU FISIKA
B.1 FISIKA
DITINJAU DARI ILMU PENGETAHUAN BARAT
Energi mulai dpikirkan ketika manusia mulai mempelahjari konsep
gerakan. Energy dapat muncul dalam bentuk berbagai dan berubah bentuk.
Sekalipun kelihatannya sederhana, konsep ini muncul setelah melalui bermacam-macam
perkembangan. Dan realnya Aristoteles berpendapat bahwa setiap gerakan pasti
memerlukan gaya yang bekerja terus-menerus untuk mempertahankan gerakanya.
Seperti peluru yg mendorong. Jadi anggapan aristoteles bahwa peluru tersebut
menempatkan udara yang berarus ke belakang sehingga memberikan gaya ekstra.
Tetapi anggapan itu salah.
Konsep energy ternyata berkembang, setelah diketahui bahwa materi itu
dapat diubah menjadi energi dan begitu pula sebaliknya. Dan konsep inilah yang
menjadikan energy nuklir.
Jadi cara mengukur pengaruh suatu gaya dan cara memebandingkanya dapat
diperoleh secara efisien dan tidak melalui jalan yang melingkar-lingkar.
Seperti misalnya, energy panas langsung diubah menjadi gerak dan tidak usah
melalui cara seperti kerata api uap pada zaman dahulu.
Menurut Newton, benda bermasa m mendapat gaya f akan memperoleh percepatan sebesar a = f/m.
Apabila gaya f bekerja terus menerus pada benda tersebut, dan benda yang
bergerak akan semakin besar. Seperti misalnya dialami oleh benda yang jatuh
bebas, jadi semakin mendekati bumi benda itu kecepatanya akan semakin besar.
B.2 FISIKA
DITINJAU DARI SEGI AGAMA
Para fisikawan muslim pada masa keemasan Islam adalah
orang-orang yang dididik dari awal dengan aqidah Islam, rata2 mereka hafal
Qur'an sebelum baligh. Mereka sangat memahami bahwa alam memiliki
hukum-hukumnya yang obyektif, yang dapat terungkap sendiri pada mereka yag
sabar melakukan pengamatan dan penelitian dengan sangat cermat.
Ibnu Al-Haytsam (al-Hazen) adalah pioner modern ketika
menerbitkan bukunya pada tahun 1021 M. Dia menemukan bahwa proses melihat
adalah jatuhnya cahaya ke mata, bukan karena sorot mata sebagaimana diyakini
orang sejak zaman Aristoteles. Dalam kitabnya Al-Haytsam menunjukkan berbagai
cara untuk membuat teropong dan juga kamera sederhana (Camera obscura).
Perlu diketahui bahwa al-haytsam melakukan eksperimen
optiknya pada saat ia mengalami tahanan rumah, setelah gagal memenuhi tugas
Amir Mesir untuk mewujudkan proyek bendungan sungai Nil.Dia baru dilepas
setelah penemuan optiknya dinilai impas untuk investasi yg telah dikeluarkan
sang Amir.
Fisikawan muslim selanjutnya adalah Al-Khazini yang bernama
lengkap Abdurrahman al-Khazin kelahiran bizantyum Yunani. Menurut Charles C
jilispe editor Dictionary of scientyfic Bibliography Ia merupakan fisikawan
terbesar sepanjang sejarah. Betapa tidak, ilmuwan Muslim yang berjaya di abad
ke-12 M – tepatnya 1115-1130 M – itu telah memberi kontribusi yang sangat besar
bagi perkembangan sains modern, terutama dalam fisika dan astronomi. Al-Khazini
merupakan saintis Muslim serbabisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi,
kimia, matematika serta filsafat.
Sederet buah pikir yang dicetuskannya tetap abadi
sepanjang zaman. Al-Khazini merupakan ilmuwan yang mencetuskan beragam teori
penting dalam sains seperti: metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; energi
potensial gravitasi; perbedaan daya, masa dan berat; serta jarak gravitasi.
Kontribusi penting lainnya
yang diwariskan al-Khazini dalam bidang fisika adalah kitab Mizan al-Hikmah
atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya pada 1121 M itu
mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, al-Khazini
menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang
keseimbangan hidrostatika, konstruksi serta teori statika atau ilmu
keseimbangan dan hidrostatika.
Al-Biruni and al-Khazini
merupakan dua ilmuwan Muslim yang pertama kali mengembangkan metode ilmiah
dalam bidang ilmu keseimbangan atau statika dan dinamika. Metode itu
dikembangkan untuk menentukan berat yang didasarkan pada teori keseimbangan dan berat. Al-Khazini dan ilmuwan pendahulunya menyatukan ilmu
statika dan dinamika ke dalam ilmu baru bernama mekanika. Al-Khazini wafat pada abad ke-12 M. Meski begitu, pemikiran-pemikiran yang
telah diwariskannya bagi peradaban dunia hingga kini masih tetap abadi dan
dikenang.
Al-Khazini sungguh luar biasa.
Ilmuwan Muslim dari abad ke-12 M itu tak hanya mencetuskan sejumlah teori
penting dalam fisika dan astronomi. Namun, dia juga berhasil menciptakan sejumlah
peralatan penting untuk penelitian dan pengembangan astronomi. Ia berhasil
menemukan sekitar tujuh peralatan ilmiah yang terbilang sangat penting. Ketujuh peralatan yang diciptakannya itu dituliskannya dalam Risala
fi’l-alat atau Manuskrip tentang Peralatan. Ketujuh alat yang diciptakannya
itu adalah triquetrum, dioptra, perlatan segi tiga, quadran dan sektan,
astrolab serta peralatan asli tentang refleksi.
Secara khusus, al-Khazini juga
meneliti dan menjelaskan definisi ”berat”. Menurut dia, berat merupakan gaya
yang inheren dalam tubuh benda-benda padat yang mnenyebabkan mereka bergerak dengan sendirinya, dalam suatu garis lurus terhadap pusat bumi dan terhadap
pusat benda itu sendiri. Gaya ini pada gilirannya akan tergantung dari
kerapatan benda yang bersangkutan.
Al-Khazini juga mempunyai
gagasan mengenai pengaruh temperatur terhadap kerapatan, dan tabel-tabel berat
spesifiknya umumnya tersusun dengan cermat. Sebelum Roger Bacon menemukan dan
membuktikan suatu hipotesis tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat
bumi, al-Khazini lebih dahulu telah mendalaminya.
Al-Khazini pun telah banyak
melakukan observasi mengenai kapilaritas dan menggunakan aerometer untuk
kerapatan dan yang berkenaan dengan temperatur zat-zat cair, teori tentang tuas
(pengungkit) serta penggunaan neraca untuk bangunan-bangunan dan untuk
pengukuran waktu.
C. PERKEMBANGAN ILMU KIMIA
C.1 KIMIA DITINJAU DARI ILMU PENGETAHUAN
BARAT
Pada abad pertengahan, sikap masyarakat
primitif beralih menjadi mistik. Para ahli kimia menganggap bahwa dengan
kekuatan gaib, tembaga bisa berubah menjadi emas.
Pada abad ke-17, ilmu kimia berkembang
sebagai ilmu pengetahuan setelah Antoine Lauzent Lavosier melalui metode yang
dikenal sebagai metode ilmiah, yaitu metode dengan pengamatan-pengamatan
menghubungkan kenyataan, mengemukakan perkiraan, menguji perkiraan dengan
percobaan selanjutnya, dan akhirnya menarik kesimpulan. Lavosier menyelidiki
secara kuantitatif pembakaran zat-zat seperti besi dan timah. Dan hasil
pembakaran mempunyai massa yang lebih besar daripada zat semula, sedangkan
tekanan udara dalam tabung menjadi berkurang. Ini berarti ada sesuatu dari
udara yang bersenyawa dengan zat yang dibakar.
Lavosier menyimpulkan bahwa pada pembakaran
ada suatu zat yang diambil dari udara. Lavosier menyebutnya oksigen.
Berpangkal dari Lavosier ini metode ilmiah
mengalami perkembangan begitu pesat sehingga sulit dikuasai. Dan dari itu
metode ilmiah perlu dipecahkan menjadi beberapa cabang, seperti fisika, kimia,
biologi., geo-kimia. Pandangan IPA tentang materi, adalah tubuh makhluk hidup
dibangun dari materi dan hidupnya bergantung pada energy.
Materi adalah sesuatu yang menempati ruang
dan mempunyai berat, mempunyai sifat yang dapat dirasai oleh pancaindera.
Misalnya batu, air, angin, garam, minyak wangi. Materi dan energy sangat erat
hubungannya. Semua perubahan materi selalu disertai perubahan energy. Besar
kecilnya materi dalam suatu benda menentukan besar kecilnya massa benda
tersebut.
Sifat materi yang sering digunakan adalah
masa jenisnya, yakni massa materi dibagi volume. Pembakaran materi dapat
mengubah suatu materi menjadi materi lain.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan alam memang
bersifat netral, tetapi pemanfaatannya yang tidak terarah dan tidak terkendali
oleh nilai-nilai kemansiaan sangat berbahaya. Keputusan melakukan atau tidak
melakukan suatu eksperimen dan untuk menentukan fakta tidak terbebas dari
nilai.
Perkembangan ilmu pengetahuan alam yang
dinamis banyak memberi keuntungan, tetapi juga membawa resiko. Agar resiko
ditekan sekecil-kecilnya, arah perkembangan ilmu pengetahuan alam harus dilandasi
oleh nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.
C.1 KIMIA
DITINJAU DARI SEGI AGAMA
Ilmu kimia merupakan sumbangan
penting yang telah diwariskan para kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban
modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu
kimia modern diletakkan para kimiawan Muslim. Tak heran, bila dunia menabalkan
kimiawan Muslim bernama Jabir Ibnu Hayyan sebagai 'Bapak Kimia
Modern'."Para kimiawan Muslim adalah pendiri ilmu kimia," cetus
Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M tanpa tedeng aling-aling, Will
Durant dalam The Story of Civilization IV: The Age of Faith, juga mengakui
bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi
ilmu kimia modern.
Menurut Durant, kimia merupakan ilmu
yang hampir seluruhnya diciptakan oleh peradaban Islam. "Dalam bidang ini
(kimia), peradaban Yunani (seperti kita ketahui) hanya sebatas melahirkan
hipotesis yang samar-samar," ungkapnya.
Sedangkan, peradaban Islam, papar
dia, telah memperkenalkan observasi yang tepat, eksperimen yang terkontrol,
serta catatan atau dokumen yang begitu teliti. Tak hanya itu, sejarah mencatat
bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah melakukan revolusi dalam bidang
kimia.
Kimiawan Muslim telah mengubah
teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah industri yang penting bagi peradaban
dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia, Ilmuwan Islam di zaman kegemilangan
telah berhasil menghasilkan sederet produk dan penemuan yang sangat dirasakan
manfaatnya hingga kini.
Berkat revolusi sains yang
digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia mengenal berbagai industri serta
zat dan senyawa kimia penting. Adalah fakta tak terbantahkan bahwa alkohol,
nitrat, asam sulfur, nitrat silver, dan potasium--senyawa penting dalam
kehidupan manusia modern--merupakan penemuan para kimiawan Muslim. Revolusi
ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim di abad kejayaan juga telah
melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi, dan distilasi. Dengan menguasai
teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya mampu membidani kelahiran
sederet industri penting bagi umat manusia, seperti industri farmasi, tekstil,
perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman, perhiasan, hingga militer.
Pencapaian yang sangat fenomenal itu
merupakan buah karya dan dedikasi para ilmuwan seperti Jabir Ibnu Hayyan,
Al-Razi, Al-Majriti, Al-Biruni, Ibnu Sina, dan masih banyak yang lainnya.
Setiap kimiawan Muslim itu telah memberi sumbangan yang berbeda-beda bagi
pengembangan ilmu kimia. Jabir (721
M-815 M), misalnya, telah memperkenalkan eksperimen atau percobaan kimia. Ia
bekerja keras mengelaborasi kimia
di sebuah laboratorium dengan serangkaian eksperimen. Ilmuwan Muslim berjuluk
'Bapak Kimia Modern' itu juga tercatat sebagai penemu sederet proses kimia,
seperti penyulingan/distilasi, kristalisasi, kalnasi, dan sublimasi.
Cendekiawan-cendikiawan Barat
mengakui bahwa Jabir Ibnu Hayyan (721-815 H.) adalah orang yang pertama yang
menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan penelitiannya dalam bidang alkemi yang
kemudian oleh ilmuan Barat diambil dan dikembangkan menjadi apa yang dikenal
sekarang sebagai ilmu kimia. Jabir, di Barat dikenal Geber, adalah orang yang
pertama mendirikan suatu bengkel dan mempergunakan tungku untuk mengolah mineral-mineral
dan mengekstraksi dan mineral-mineral itu zat-zat kimiawi serta
mengklasifikasikannya. Berkat jasanya
pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal dalam ilmu kimia terungkap.
Senyawa atau zat penting seperti asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, dan
asam asetat lahir dari hasil penelitian dan pemikirannya. Ia pun sukses melakukan distilasi alkohol. Salah satu pencapaian penting
lainnya dalam merevolusi kimia adalah mendirikan industri parfum.
Muhammad Ibn Zakariya ar-Razi
(865-925), telah melakukan kegiatan yang lazim dilakukan oleh ahli kimia dengan
menggunakan alat-alat khusus, seperti distilasi, kristalisasi, dan sebagainya.
Buku al-Razi (Razes), diakui sebagai buku pegangan laboratorium kimia pertama
di dunia.
Karyanya berjudul, Secret of Secret, Al-Razi mampu membuat klasifikasi zat
alam yang sangat bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di alam menjadi tiga,
yakni zat keduniawian, tumbuhan, dan zat binatang. Soda serta oksida timah
merupakan hasil kreasinya. Al-Razi pun tercatat mampu membangun dan mengembangkan laboratorium kimia
bernuansa modern. Ia menggunakan lebih dari 20 peralatan laboratorium pada saat
itu. Dia juga menjelaskan eksperimen-eksperimen yang dilakukannya. Al-Razi
merupakan ilmuwan pelopor yang menciptakan laboratorium modern. Berkat Al-Razi pula industri farmakologi muncul di dunia.
Sosok kimiawan Muslim lainnya
yang tak kalah populer adalah Al-Majriti (950 M-1007 M). Ilmuwan Muslim asal
Madrid, Spanyol, ini berhasil menulis buku kimia bertajuk, Rutbat Al-Hakim.
Dalam kitab itu, dia memaparkan rumus dan tata cara pemurnian logam mulia. Dia
juga tercatat sebagai ilmuwan pertama yang membuktikan prinsip-prinsip
kekekalan masa --yang delapan abad berikutnya dikembangkan kimiawan Barat
bernama Lavoisier.
Sejarah peradaban Islam pun merekam
kontribusi Al-Biruni (wafat 1051 M) dalam bidang kimia dan farmakologi. Dalam
Kitab Al-Saydalah (Kitab Obat-obatan), dia menjelaskan secara detail
pengetahuan tentang obat-obatan. Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya
peran farmasi dan fungsinya. Begitulah, para kimiawan Muslim di era
kekhalifahan berperan melakukan revolusi dalam ilmu kimia.
Dulu dunia islam sangat maju
sebelum terjadi perang salib, mulai dari ilmu kedokteran, kimia, biologi,
sosial, ilmu perbintangan/astronomi, aljabar, science, filsafat dll semua ada
di perpustakaan baghdad irak. Namun selama masa perang salib, banyak buku-buku islam yang diambil, dan dibawa oleh pasukan salib dan sebagian lain
dibakar oleh pasukan salib. karena pada saat terjadi serangan pasukan salibis,
buku-buku di perpustakaan baghdad dibakar
dan dibuang ke sungai tigris. Jadi hampir semua teknologi dan science yang ada
di tangan orang2 barat berasal dari kebudayaan Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Ir. Nur, dkk.2007. Ilmu alamiah dasar Ilmu social dasar Ilmu
budaya dasar. Bandung: cv pustaka setia.
http:// anharulun.blogspot.com/2011/10/asal-uaul-kehidupan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar